“...lalu apa yang baginda perintahkan kepadaku sekiranya aku menemui
keadaan itu? Beliau bersabda, “Hendaklah kalian komit dengan Jama’tul Muslimin
dan Imam mereka”. Aku bertanya, “Jika mereka tidak memiliki jama’ah dan imam?”
Beliau bersabda, “Tinggalkan firqoh-firqoh itu semuanya, sekalipun kamu harus
menggigit akar pohon.” (HR.Bukhori).
Dewasa ini, kita berada pada
jaman dimana Islam memiliki satu jama’ah dan satu Imam sebagaimana jaman
Kekholifahan Rosululloh dan para sahabat dahulu. Islam kemudian terpecah belah.
Lalu bagaimana kita seharusnya dalam beragama? Jawabnya kita tetap mesti
berjama’ah sebagaimana sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad.
“Aku wasiatkan kepada kalian (agar mengikuti) para sahabatku kemudian
generasi berikutnya kemudian generasi berikutnya... Kalian harus berjama’ah.
Waspadalah terhadap perpecahan, karena sesungguhnya setan bersama orang yang
sendirian, dan ia (setan) akan lebih jauh dari dua orang. Barang siapa
menginginkan bau wangi surga maka hendaklah komit dengan jama’ah”. (HR.
Tirmidzi)
Jamaah yang dimaksud disini
adalah sekumpulan kaum Muslimin yang berjuang memiliki agenda kerja dan tujuan
yang sama. Mereka memiliki manhaj yang benar yang diambil dari Al-Qur’an dan
As-Sunnah. Di masa sekarang, secara Internasional ada beberapa jamaah islam
(jamaatul minal muslimin). Semuanya bermuara pada jamaatul muslimin. Dan
sebagaimana pesan Nabi agar kita meninggalkan firqoh-firqoh yang akan memecah
belah umat maka kita perlu memahami dan mengamalkan Etika Jamaah. Etika atau
adab dalam konteks perseorangan maupun jamaah juga merupakan bagian dari
kesempurnaan iman dan akhlaq.
“ Mencampakan etika dalam dakwah bagi sebuah jamaah ibarat memberi
penyakit cacar/campak pada organ tubuh manusia”.
(lebih lengkap silahkan baca buku Etika Jamaah karya Nur Ahmad)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar