Senin, 28 Januari 2013

catatan bodohku

aku menangis saat itu, tertunduk dan terisak-isak... fikiranku bercampur aduk... semua yang kulakukan semua salah... tubuhku menggigil ketakutan, tak mampu lagi kupendamkan dan kuacuhkan...
jujur memang mungkin aku yang bodoh atau bagaimana aku pun tak tahu....
pagi itu... sekitar pukul 03.30 aku terbangun dan memang aku merencanakannya matang-matang untuk membuat snack untuk acaraku di pagi hari. alasanku befikir sederhana : aku takut tak matang sampai waktu yang ditentukan., yang kedua aku tak mau mengganggu waktu memasak ibu yang punya rumah. baru saat akan ku mulai, ibu datang dan menegurku : "mbak kug masak malem2 tho.. kan ibu risih dan jadinya ndak bisa tidur mbak" (kata ibu dengan agak yang sedikit meninggi).. aku mengiyakan dan memohon maaf dan menceritakan alasanku dan tidak mengulanginya lagie. tapi tak cukup bisa membuat ibu mengerti. aku berfikir lagi untuk menghentikan pekerjaanku, tapi kepalang tanggung, masakan udah setengah jadi. aku hanya termenung dan merenung, salahkah aku, masihkah aku salah, bisakah aku memperbaiki kesalahan itu. sampai masakanku matang dan siap. Alhamdulillah. adzan subuh telah berlalu, aku mencoba membantu ibu dengan membereskan barang-barang didapur. baru aku mulai ibu keluar dari kamarnya dan... " Mbak mbok jangan gtu, bantunya pagi aja, ini namanya ganggu tidur ibu. Ngapain sih mbak repot-repot padahal temen2 kan masih pada tidur..  oya, mbok dijadwal tho mbak  beresinnya, jangan mb terus. kasih tahu temen2nya.. "oh Alloh aku salah lagi", aku hanya bisa mengiyakan dan memohon maaf. sederhana mungkin bag yang menganggapnya sederhana.. tapi aku ternyata orang yang berbeda, aku tak kuat lagie.. karena semua kesalahan itu aku merasa kesalahanku. dan aku bahkan baru tahu itu sebuah kesalahan. 
dalam kalutku ku hubungi semua yang aku anggap orang yang paling memahamiku.. sebenarnya aku sangat ingin menelpon ibu kandungku, dan meminta beliau mengajari bersikap yang benar yang tidak membuat kecewa dengan ku.. tapi apa dayaku, ummi sudah tenang disisi-Nya, kejamnya kau masih mengusiknya dengan masalha sepele itu. aku bersyukur kakak dan mbk''ku sangat mensupportku...

tapi tak cukup itu, saat air mata sudah mampu ku redam, aku mendengar teman2ku dimarahin juga karena kesalahanku.. aku harus bagaimana, aku bingung... 
semua semangat ku hilang, aku tak tahu harus berbuat apa. kecuali menangis dan mencoba mengembalikan kepercayaan diriku.. aku memang memiliki hati yang terlalu kecil..
aku hanya berusaha menjadi putri beliau selama aku disini.., tapi semua salah dan aku takut atas apapun yang aku kerjakan... 
yah, mungkin aku mulai menjadi orang lain untuk saat ini, aplagi sahabat yang biasa menjadi tempat ku mencurahkan segala rasa, dia mengatakan aku ini orang yang sangat menyebalkan....
yah dan satu kenyataan pahit lagi yang harus kutrima aku ini adalah orang yang sangat menyebalkan... 
entahlah apa yg kini ku rasakan dan entah pula apa yang akan aku lakukan.. aku bener2 tak mengerti.. dan kuputuskan aku menjadi manusia sewajarnya, mahsiswa pada umumnya... bangun siang, bantu klo jadwal, lebih banyak dikamar, klo banyak orang baru diluar... hubungan dengan ibu dan bapak tetap seperti semula... 

dan satu harapku " Semoga Aku tak menyebalkan lagi" .. dengan segala usahaku....

senyum, semangat (^_^) 

Kamis, 17 Januari 2013

"Be Calm"

"Be Calm" aja .... kata itu terus tengiang di kepalaku, mencoba untuk memasukkannya dalam neuron otakku dan memaksa semua saraf terkomando untuk menggerakkan seluruh tubuh untuk tenang. dan kadang tak mudah bagiku untuk kemudian memperoleh ketenangan itu.. 
gemuruh hatiku mengalahkan logika yang coba ku bangun, memaksaku lebih keras untk menghujamkan kata "be calm ukhtiy", perfeksionistku kembali menyeruak mencoba menyalahkan diri atas kekurangan yang ada. akibat-akibat atas ketidak sempurnaan itu, ketakutan dipersalahkan semua menjadi sebongkah batu besar yang serasa menghalangi senyumku timbul dan entah apa dan kenapa, anak sungai siap mengalir dari kedua mataku. 
tak cukup disitu sisi logikaku kadang pun melawan mencoba menenangkanku tapi bukan menyelesaikan masalha tapi menambah beban fikirku yang kemudian mengkomando menjalar ke bagian lambung, rasa nyeri  muncul dan itu memaksaku untuk fokus merasakan rasa sakit itu. dan aku hanya bisa diam tertunduk tak mampu mengucapkan kata-kata, bahkan hanya tersenyum. dan jika itu dibiarkan akan berefek pada penyakit yang lebih dalam.

sungguh luar biasa bukan efek dari tidak ada ketenangan itu??? Lalu bagaimana kemudian agar ketenangan itu dapat kita dapatkan dan tak ada kecemaan itu ada??? tenang itu tidak hanya dalam membawa diri tapi juga dalam menghadapi permsalahan. 
To be continue...