Kamis, 28 Maret 2013


Mempercayai dan dipercaya
Yang ini pengecualian dalam hal iman ya.. lebih jelasnya ini adalah tentang hubungan insan dengan insan yang lainnya. Percaya adalah hal yang paling penting dalam membina hubungan. Saya rasa semua bersepakat dengan hal ini. Untuk semua hubungan. Bahkan dimulai dari hubungan keluarga. Jika ada anak yang tak percaya ayahnya itu adalah ayah kandungnya, bisakah ia menjalankan perannya sebagai anak. Begitu pula sebaliknya. Dalam bersahabat, dalam kerja sama tim semua memerlukan kepercayaan. Karena hakikat manusia senang dipercaya, dan ia akan lebih nyaman bergaul, bekerja sama dengan orang-orang yang mempercayainya.
Eh,sebelum lanjut pembahasannya, mari kita simak dan cermati kisah berikut.
Dia adalah seorang pimpinan lembaga. Awalnya ia memang tak percaya bahwa ia mampu mengemban amanah itu. Tapi ia selalu diyakinkan bahwa dia mampu, dan luar biasa karnanya ia belajar ekstra keras untuk melayakkan diri. Memang tidak siap dari awal dan memang disiapkan untuk benar-benar siap.  Masa-masa awal berhasil terlalui. Huhft. Tapi percaya dirinya langsung pudar, saat staf paling muda yang baru saja ia pilih karena rasa percaya langsung menyatakan kesangsiannya terhadap kepemimpinannya. Apa yang harus diperbuat oleh pemimpin baru tadi ? Yup, ia sadar betul akan kualitas dirinya, ia bertekad untuk membuktikan dia mampu dan menepis semua keraguan staf mudanya. Tapi memang dasar rasa percaya itu teramat penting, karena toh pada akhirnya rasa percaya staf muda tadi tak pernah kunjung datang, bahkan bertambah parah. Ia mulai bercerita kesana kemari tentang kebobrokan si ketua lembaganya, mengibaratkan lembaganya ibarat kapal yang hendak karam.  Dengan semua itu apa yang bisa dihasilkan oleh ketua lembaga tadi yang tanpa rasa percaya dari orang-orang yang dipimpinnya? Meskipun dia sangat percaya pada mereka bahwa mereka akan mempercayainya? Dan apa yang bisa dilakukan sang ketua lembaga agar ia bisa menyelamatkan lembaganya?
Yah, begitu dahsyatnya kekuatan rasa percaya ini, yang tadinya tak mampu jadi mampu, dan yang tadinya mampu jadi tak mampu karena hilangnya rasa percaya itu.
Belakangan penulis juga lagi hilang rasa percaya terhadap sekitar dan itu tak nyaman sekali. Menangis itu jadi agenda yang tak pernah bisa terelakkan dari bagian hidupku. Yah mungkin karena aku ndak mampu masuk dalam kehidupan mereka kali ya. Awalnya aku sangat percaya terhadap mereka, tapi penolakan demi penolakan bahkan kecuekan demi kecuekan menyadarkanku mereka belum percaya bahwa aku sangat mempercayai mereka. Kecuali jika aku berkecukupan dalam segala hal, mereka di dekatku. Yah seperti dalam film hindi, mulai tertanam dalam mindsetku bahwa rasa percayaku itu “Impossible”. Tapi setelah perenungan yang panjang itu hanyalah ketidak percayaan diriku dan ketidak mampuanku untuk masuk dalam bagian mereka. Yah percaya terhadap diri juga point penting disini. Setidaknya jika tidak seorangpun mempercayaimu, minimal dirimu percaya terhadap dirimu sendiri. Dan berusaha tetap percaya terhadap orang-orang disekitarmu, karena bagaimanapun ia adalah orang yang kau punya sekarang. Jika terkadang kau dikecewakan, kau juga harus percaya suatu saat mereka yang akan membuatmu merasa sangat bahagia. Apa yang mereka rasa adalah sama seperti yang kau rasakan, hanya saja ada yang sepertimu terlalu memikirkannya tapi ada yang cuek aja dengan rasa ini.
Dan tolong percaya mereka mau menerimamu apa adanya, dan mau memperbaikimu untuk jadi lebih baik. Jadi diharapkan untuk jangan berkamuflase saat kau menawarkan sebuah hubungan. Kau akan kelelahan sendiri.

So, sekarang kita semua sudah memegang kuncinya bukan? , Silahkan kembangkan kualitas diri kalian sesuai dengan minat dan bakat kalian, suatu saat kita akan bertemu dan aku percaya kita bisa jadi tim yang kokoh/ settle. Dan silahkan direnungkan kutipan di bawah ini :
                      “ Berkhusnudhonlah bahwa saudaramu berkhusnudhon padamu”
                      “Percayalah padaku, maka aku akan mempercayaimu”



Fastaqim just for Lillah
Ukhtiy sholihah


Senin, 04 Maret 2013

Cinta

Cinta kata yang paling dekat dengan kita, meski sampai sekarang aku belum tahu apa sebenarnya arti kata itu yang sebenarnya. Masing-masing memiliki maknanya sendiri. Lalu aku masih belum mampu memaknai satu kata, lima huruf ini. ada yang mengatakan cinta tanpa definisi, ada yang mengatakan cinta itu berkata tentang rasa, tertarik dan ingin dekat dengannya. 
Jika kemudian ditanya pernah tidak jatuh cinta?
pernah gak ya? aku pun tak mengerti. 
yang jelas dalam sejarah hidupku yang very sense, aku pernah menyalahkan diri ini ketika rasa mulai menyapa. "Kekosongan hati akan mengingat-Nya yang kemudian membuatku dhukum akan rasa yang menyiksa ini, hingga dari saat itu yang aku tahu tentang cinta adalah salah dan membuatku menyiksa hatiku lebih dari yang lain. 
Aku benci rasa itu, sungguh. aku dibuatnya salah bertingkah dan menjadi rang paling bodoh di dunia. 
Sekarang aku harus mengakhiri pandangan itu, dan memulai hal yang baru dalam mengartikannya. 
Cinta tak pernah salah, aku saja yang belum bisa menerimanya dan meredamnya. 

Love is Friendship
*Rahul Kana