Ketika kita hidup bersama tentu
akan banyak hal yang terjadi baik itu menyenangkan bahkan mengecewakan
sampai-sampai membuat air mata sering membasahi pipi. T.T
Nah, akan tetapi itulah karena
kita berjamaah. Kita tidak sendiri dan bersama banyak orang dengan banyak
sifat. Persaudaraan Islam/ukhuwah merupakan salah satu hal yang sangat penting.
Itulah yang saya rasakan sampai muncul tulisan Celah Di Sudut Ukhuwah di blog yang terdahulu. Dan kemudian kemarin
saya menemukan adik-adik kesayangan saya menangis karena ingin mengerti
saudaranya tetapi harus menekan keegoan dirinya. Dan itu tidak mudah tentunya
sehingga air matalah yang menetes perlahan namun terus menerus. Karenanya kali
ini saya akan mencoba membahas tentang Ukhuwah.

Ukhuwah
Persaudaraan sesama muslim karena
landasan aqidah bukan karena pertalian darah. Ia merupakan buah dari iman. Jika
keimanan kita sefrekuensi, meski mulut belum memperkenalkan, tangan tak sempat berjabat
tapi hati sudah saling terpaut, sudah saling berbicara. Itulah ajaibnya ukhuwah
islamiyah.
Ukhuwah merupakan saudara iman, sedang
perpecahan adalah saudara kekafiran. Awal dari kekuatan adalah kekuatan persatuan,
sementara persatuan itu tidak akan ada tanpa cinta. Serendah-rendahnya cinta adalah lapang dada dan yang tertinggi
adalah itsar(mendahulukan kepentingan
saudaranya).
Al-Akh yang shalih akan melihat saudaranya lebih utama dibanding dirinya
sendiri karena bila tidak bersama mereka, mereka bersama dengan yang lain.
Sementara mereka, kalau tidak dengannya maka akan dengan selainnya.
Dalam berukhuwah ada tangga-tangga yang
dinaiki satu demi satu. Adapun tangga-tangga itu meliputi :
1. Ta’aruf [saling mengenal]
Bukan hanya mengenalinya secara fisik,
namun juga mengenali aspek pemikiran, kejiwaan, latar belakang diri dan
keluarganya, kelebihan-kekurangannya, dan lain sebagainya.
2. Tafahum [saling memahami]
Kesepakatan yang harus dibangun dimulai
dengan kesepahaman dalam hal-hal prinsip, lantas dilanjutkan untuk saling
memahami hal-hal yang sekunder. Bila ini dapat dilakukan, akan dapat dicapai
kesatuan hati, satunya pemikiran, bahkan terimplementasikan dalam bentuk
kesatuan amal dalam amal jama’i.
3. Ta’aawun [saling membantu]
Mereka suka rela membantu baik dalam
hal-hal yang menyangkut urusan hati, pikiran, maupun amaliyah. Ta’awun hati
diwujudkan dalam bentuk empati dan kepedulian misalnya; ta’awun fikri
diwujudkan dengan memberi saran dan sumbangan pemikiran; ta’awun amali dalam
bentuk bantuan dan pertolongan secara materi, dan lain sebagainya.
4. Takaaful [saling sepenanggungan]
Pada tingkat ini seorang mukmin benar-benar
merasakan bahwa ia adalah bagian yang tak terpisahkan dari saudaranya. Bagai
jasad yang satu, bila ada bagian tubuhnya yang mengaduh seluruh jasad akan
tidak dapat tidur dan merasakan demam. Pada tahab ini mereka benar-benar telah
menyatu dan saling mencinta. Bila seluruh tahapan ini tercapai, insya Allah
akan terwujud kesatuan barisan dan kesatuan umat.
Demikianlah,
tangga-tangga tadi harus berusaha kita lalui, agar ukhuwah tidak hanya sekedar
formalitas, hanya fisik yang bersama tapi hati, fikiran tiadalah tertaut
sedikitpun. Dan kunci utama yang Rosululloh ajarkan pada kita dalam berukhuwah adalah
komunikasi. Komunikasi dapat dicapai dengan pertemuan langsung melalui
silaturahim, maupun tidak langsung dengan menggunakan sarana tradisional maupun
modern. Komunikasi di zaman ini memberikan kemudahan lebih besar bi meluasnya
jaringan dakwah dan ukhuwah islamiyah. Sekali lagi komunikasi itu penting. Tidak
mungkin kita melewati tangga-tangga tadi tanpa adanya komunikasi. Dan biasanya
yang paling sering terjadi kekecewaan, air mata yang tertumpah lebih banyak
terjadi karena adanya miskomunikasi.
Makna Ukhuwah Islamiyah.Hakekat Ukhuwah Islamiyah
1. Nikmat Allah (QS. 3: 103)
2. Perumpamaan tali tasbih (QS. 43: 67)
3. Merupakan arahan Rabbani (QS. 8: 63)
4. Merupakan cermin kekuatan iman (QS. 49: 10)
Hal-hal yang menguatkan Ukhuwah Islamiyah:
1. Memberitahukan kecintaan pada yang kita cintai
2. Memohon dido’akan bila berpisah
3. Menunjukkan kegembiraan & senyuman bila berjumpa
4. Berjabat tangan bila berjumpa (kecuali non muhrim)
5. Mengucapkan selamat berkenaan dengan saat-saat keberhasilan
6. Memberikan hadiah pada waktu-waktu tertentu
7. Sering bersilaturahmi (mengunjungi saudara)
8. Memperhatikan saudaranya & membantu keperluannya
9. Memenuhi hak ukhuwah saudaranya
Meski kita tidak bisa sesempurna sahabat Nabi dari
kalangan Anshor dan Muhajirin, tapi kita bisa berusaha sebaik yang kita bisa.
Doakanlah saudaramu tanpa sepengetahuannya, seringlah membaca doa robithoh dan
hadirkanlah wajah-wajah mereka dalam ingatanmu. Karena pemilik hati ini dan
hatimu adalah Dia yang Maha Kuasa maka tentu kita harus meminta kepada-Nya.
dan memang akan selalu ada celah di sudut ukhuwah, maka harus selalu ada kebesaran hati untuk menutupnya. (Sya_nur)