1.“Katakanlah, Dialah
Alloh, Yang Maha Esa, 2. Alloh, tempat meminta segala sesuatu. 3. Dia tiada
beranak dan tiada pula diperanakkan. 4. Dan tidak ada sesuatu pun yang setara dengan
Dia. (Qs. Al- Ikhlas)
Sungguh,
terkadang kita mudah melafadz tapi kadang kita tidak mengenalnya. Siapa Alloh?
Seperti apa dia?. Sudahkah kita benar-benar mengenal-Nya? . Jika belum mari
kita mencoba mengenalnya. Ada banyak cara untuk mengenal-Nya, Dia memberitahu
kita cara mengenalnya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Melalui ayat
kauniyahnya.
Kita dapat
mengenal Alloh dengan mempelajari ciptaan-Nya. Dunia beserta alam seisinya.
Dengan perenungan dan pemaknaan yang mendalam pasti kita akan berujung pada
mengenal pencipta-Nya. Seperti halnya, kisah Nabi Ibrahim as yang mengenal
Tuhan-Nya dengan mengamati ciptaan-Nya. Saat melihat Matahari, Beliau bertanya:
“Apakah Dia Tuhan?” kemudian matahari terbenam lalu Beliau berkata “Tidak
mungkin itu Tuhan, karena Tuhan pasti abadi. dst
2. Melalui ayat
Qauliyahnya
Cara ini kita diajarkan langsung atau dikenalkan langsung oleh
Alloh siapa Dia, dari sifat dan juga asma-asma-Nya. Hanya saja kita tentu harus
membacanya sendiri di ayat-ayat yang diwahyukan pada utusanNya. Muhammad SAW.
Begitulah
tadi cara kita dapat mengenalNya. Lalu sekarang apakah sudah terjawab siapa
Alloh? Mari coba kita jawab bersama;
Ilmu
mengenal Alloh sering disebut ilmu tauhid. Ini adalah dasar/pondasi utama dalam
kita beragama. Tauhid ini dibagi menjadi tiga yakni tauhid rububiyah, tauhid
uluhiyah dan tauhid Asma wa Shifat.
a. Tauhid
Rububiyah
Rububiyah
berasal dari kata Rabb, dari sisi bahasa berarti tuan dan pemilik. Dikatakan
Rabb ad-Dar berarti tuan rumah Secara etimologi yaitu menumbuhkan,
mengembangkan, sedangkan secara terminology berarti keyakinan bahwa Allah swt.
Adalah Tuhan Pencipta semua makhluk dan alam semesta.
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ
بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ مُوسَى أَخْبَرَنَا
عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُبَارَكِ أَخْبَرَنَا
لَيْثُ بْنُ سَعْدٍ وَابْنُ لَهِيعَةَ
عَنْ قَيْسِ بْنِ الْحَجَّاجِ قَالَ ح و حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ
أَخْبَرَنَا أَبُو الْوَلِيدِ
حَدَّثَنَا لَيْثُ بْنُ سَعْدٍ حَدَّثَنِي
قَيْسُ بْنُ الْحَجَّاجِ
الْمَعْنَى وَاحِدٌ عَنْ حَنَشٍ الصَّنْعَانِيِّ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ
قَالَ كُنْتُ خَلْفَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَوْمًا فَقَالَ يَا غُلَامُ إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ
احْفَظْ اللَّهَ يَحْفَظْكَ
احْفَظْ اللَّهَ تَجِدْهُ
تُجَاهَكَ إِذَا سَأَلْتَ
فَاسْأَلْ اللَّهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ
بِاللَّهِ وَاعْلَمْ أَنَّ الْأُمَّةَ لَوْ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوكَ
بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوكَ
إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ لَكَ وَلَوْ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوكَ
بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوكَ
إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ عَلَيْكَ رُفِعَتْ
الْأَقْلَامُ وَجَفَّتْ الصُّحُفُ
Artinya:
“Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Muhammad bin Musa telah mengkhabarkan kepada kami Abdullah bin Al Mubarak telah mengkhabarkan kepada kami Laits bin Sa’ad dan Ibnu Lahi’ah dari Qais bin Al Hajjaj berkata, dan telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Abdurrahman telah mengkhabarkan kepada kami Abu Al Walid telah menceritakan kepada kami Laits bin Sa’ad telah menceritakan kepadaku Qais bin Al Hajjaj -artinya sama- dari Hanasy Ash Shan’ani dari Ibnu Abbas berkata: Aku pernah berada di belakang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam pada suatu hari, beliau bersabda: “Hai ‘nak, sesungguhnya aku akan mengajarimu beberapa kalimat; jagalah Allah niscaya Ia menjagamu, jagalah Allah niscaya kau menemui-Nya dihadapanmu, bila kau meminta, mintalah pada Allah dan bila kau meminta pertolongan, mintalah kepada Allah, ketahuilah sesungguhnya seandainya ummat bersatu untuk memberimu manfaat, mereka tidak akan memberi manfaat apa pun selain yang telah ditakdirkan Allah untukmu dan seandainya bila mereka bersatu untuk membahayakanmu, mereka tidak akan membahayakanmu sama sekali kecuali yang telah ditakdirkan Allah padamu, pena-pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering. (maksudnya takdir telah ditetapkan).”
Artinya:
“Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Muhammad bin Musa telah mengkhabarkan kepada kami Abdullah bin Al Mubarak telah mengkhabarkan kepada kami Laits bin Sa’ad dan Ibnu Lahi’ah dari Qais bin Al Hajjaj berkata, dan telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Abdurrahman telah mengkhabarkan kepada kami Abu Al Walid telah menceritakan kepada kami Laits bin Sa’ad telah menceritakan kepadaku Qais bin Al Hajjaj -artinya sama- dari Hanasy Ash Shan’ani dari Ibnu Abbas berkata: Aku pernah berada di belakang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam pada suatu hari, beliau bersabda: “Hai ‘nak, sesungguhnya aku akan mengajarimu beberapa kalimat; jagalah Allah niscaya Ia menjagamu, jagalah Allah niscaya kau menemui-Nya dihadapanmu, bila kau meminta, mintalah pada Allah dan bila kau meminta pertolongan, mintalah kepada Allah, ketahuilah sesungguhnya seandainya ummat bersatu untuk memberimu manfaat, mereka tidak akan memberi manfaat apa pun selain yang telah ditakdirkan Allah untukmu dan seandainya bila mereka bersatu untuk membahayakanmu, mereka tidak akan membahayakanmu sama sekali kecuali yang telah ditakdirkan Allah padamu, pena-pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering. (maksudnya takdir telah ditetapkan).”
b. Tauhid
Uluhiyah
Tauhid Uluhiyah artinya mengesakan Allah
sebagai satu-satunya Tuhan yang wajib disembah dan tidak ada tuhan lain selain
Dia. Pengakuan dan keyakinan bahwa Allah swt adalah satu-satunya Dzat yang
berhak disembah yang direalisasikan dalam bentuk ibadah.
حَدَّثَنِي زُهَيْرُ
بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا
إِسْمَعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ
أَخْبَرَنَا رَوْحُ بْنُ الْقَاسِمِ عَنْ الْعَلَاءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ
بْنِ يَعْقُوبَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى
أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ
عَنْ الشِّرْكِ مَنْ عَمِلَ عَمَلًا أَشْرَكَ فِيهِ مَعِي غَيْرِي تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ
Artinya:
“Telah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb telah menceritakan kepada kami Isma’il bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami Rauh bin Al Qasim dari Al Ala` bin Abdurrahman bin Ya’qub dari ayahnya dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman: ‘Aku adalah sekutu yang paling tidak memerlukan sekutu, barangsiapa melakukan suatu amalan dengan menyekutukanKu dengan selainKu, Aku meninggalkannya dan sekutunya.”
Artinya:
“Telah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb telah menceritakan kepada kami Isma’il bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami Rauh bin Al Qasim dari Al Ala` bin Abdurrahman bin Ya’qub dari ayahnya dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman: ‘Aku adalah sekutu yang paling tidak memerlukan sekutu, barangsiapa melakukan suatu amalan dengan menyekutukanKu dengan selainKu, Aku meninggalkannya dan sekutunya.”
c. Tauhid
Ubudiyah
Suatu keyakinan bahwa Allah swt, merupakan
Yuhan yang patut disembah, ditaati, dipuja dan diagungkan. menghambakan diri
dengan keikhlasan tanpa disertai penyimpangan dan penyesatan. Sehingga beliau
juga menyebutkan mengenai perincian dari hakikat tauhid bahwa, “ tidaklah
disebut bertauhid hingga mengakui bahwa tiada tuhan selain allah. Dan juga
mengakui bahwa dialah ilah yang sesungguhnya bagi hamba. Lalu menyerukan
peribadatan hanya kepada allah tanpa disertai penyelewengan.
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ
بْنُ مُقَاتِلٍ أَخْبَرَنَا
عَبْدُ اللَّهِ أَخْبَرَنَا
زَكَرِيَّاءُ بْنُ إِسْحَاقَ
عَنْ يَحْيَى بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ صَيْفِيٍّ
عَنْ أَبِي مَعْبَدٍ
مَوْلَى ابْنِ عَبَّاسٍ
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا
قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ لِمُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ حِينَ بَعَثَهُ إِلَى الْيَمَنِ إِنَّكَ سَتَأْتِي قَوْمًا أَهْلَ كِتَابٍ فَإِذَا جِئْتَهُمْ
فَادْعُهُمْ إِلَى أَنْ يَشْهَدُوا أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا
رَسُولُ اللَّهِ فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوا
لَكَ بِذَلِكَ فَأَخْبِرْهُمْ
أَنَّ اللَّهَ قَدْ فَرَضَ عَلَيْهِمْ
خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِي كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوا
لَكَ بِذَلِكَ فَأَخْبِرْهُمْ
أَنَّ اللَّهَ قَدْ فَرَضَ عَلَيْهِمْ
صَدَقَةً تُؤْخَذُ مِنْ أَغْنِيَائِهِمْ فَتُرَدُّ
عَلَى فُقَرَائِهِمْ فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوا
لَكَ بِذَلِكَ فَإِيَّاكَ
وَكَرَائِمَ أَمْوَالِهِمْ وَاتَّقِ
دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ فَإِنَّهُ
لَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَ
اللَّهِ حِجَابٌ
Artinya:
“Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Muqatil telah mengabarkan kepada kami ‘Abdullah telah mengabarkan kepada kami Zakariya’ bin Ishaq dari Yahya bin ‘Abdullah bin Shayfiy dari Abu Ma’bad sahayanya Ibnu ‘Abbas radliallahu ‘anhuma berkata; Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam berkata, kepada Mu’adz bin Jabal Radhiyalahu’anhu ketika Beliau mengutusnya ke negeri Yaman: “Sesungguhnya kamu akan mendatangi kaum Ahlul Kitab, jika kamu sudah mendatangi mereka maka ajaklah mereka untuk bersaksi tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Jika mereka telah mentaati kamu tentang hal itu, maka beritahukanlah mereka bahwa Allah mewajibkan bagi mereka shalat lima waktu pada setiap hari dan malamnya. Jika mereka telah mena’ati kamu tentang hal itu maka beritahukanlah mereka bahwa Allah mewajibkan bagi mereka zakat yang diambil dari kalangan orang mampu dari mereka dan dibagikan kepada kalangan yang faqir dari mereka. Jika mereka mena’ati kamu dalam hal itu maka janganlah kamu mengambil harta-harta terhormat mereka dan takutlah terhadap do’anya orang yang terzholimi karena antara dia dan Allah tidak ada hijab (pembatas yang menghalangi) nya”.
Artinya:
“Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Muqatil telah mengabarkan kepada kami ‘Abdullah telah mengabarkan kepada kami Zakariya’ bin Ishaq dari Yahya bin ‘Abdullah bin Shayfiy dari Abu Ma’bad sahayanya Ibnu ‘Abbas radliallahu ‘anhuma berkata; Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam berkata, kepada Mu’adz bin Jabal Radhiyalahu’anhu ketika Beliau mengutusnya ke negeri Yaman: “Sesungguhnya kamu akan mendatangi kaum Ahlul Kitab, jika kamu sudah mendatangi mereka maka ajaklah mereka untuk bersaksi tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Jika mereka telah mentaati kamu tentang hal itu, maka beritahukanlah mereka bahwa Allah mewajibkan bagi mereka shalat lima waktu pada setiap hari dan malamnya. Jika mereka telah mena’ati kamu tentang hal itu maka beritahukanlah mereka bahwa Allah mewajibkan bagi mereka zakat yang diambil dari kalangan orang mampu dari mereka dan dibagikan kepada kalangan yang faqir dari mereka. Jika mereka mena’ati kamu dalam hal itu maka janganlah kamu mengambil harta-harta terhormat mereka dan takutlah terhadap do’anya orang yang terzholimi karena antara dia dan Allah tidak ada hijab (pembatas yang menghalangi) nya”.
Dalam rukun
islam Syahadat merupakan rukun pertama. Lalu apa sebenarnya makna syahadat. In
sya Alloh akan kita bahas pada pertemuan selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar